Jumat, 17 Desember 2010

Bangga atas kemenangan team sepak bola Garuda.

Sebagai kawula Jogja yang juga warga negara Indonesia tercinta kami ikut merasakan kebahagiaan dan kebanggaan atas kemenangan team sepak bola Garuda yang mewakili bangsa Indonesia dalam beberapa kemenangan dan belum terkalahkan berlaga diajang kejuaraan AFF sampai pada babak semi final semalam melawan team sepak bola dari Philipina setelah seja lama team sepak bola Indonesia tidak mempunyai prestasi ditingkat Asia. Cuma kami masih perlu menahan nafas karena  masih harus bertanding lagi melawan team Philipina  ini yang ternyata juga tidak bisa dianggap enteng karena team ini cukup kuat, kemenangan kemarin juga tipis, 1 - 0. Kami hanya bisa membantu do'a saja agar bisa menang lagi,meskipun kami juga menyadari bahwa bola itu bulat dimana bisa saja team kita pada pertandingan yang akan datang diungguli team Philipina. Kami juga mengharapkan agar seandainya nanti ternyata team Garuda terpaksa tidak bisa memberikan  seperti yang diharapkan jangan terus membuat keonaran seperti halnya yang pernah terjadi dan sering. Kita sangat yakin bahwa team Garuda berjuang dengan semaksimal mungkin untuk menang demi kebanggaan bangsa Indonesia, jadi ya jangan sampai dicerca, dimaki-maki, digoblok-goblokkan seandainya gagal memenuhi harapan bangsa.

Saya sendiri sebetulnya tidak terlalu sering menonton tayangan  dengan sepak-bola karena sering terjadinya keonaran antara pendukung-pendukungnya, pengrusakan-pengrusakan fasilitas umum, sedih, sungguh sedih. Katanya pertandingan itu untuk persahabatan tapi kenapa malah sebaliknya menimbulkan permusuhan, itulah yang saya tidak mengerti. Kalau sedang melihat seperti ini rasanya lebih baik pertandingan sepak-bola di Indonesia ini ditiadakan saja. Saya memang orang yang tidak suka melihat orang yang bermusuhan, berantem, beradu mulut meskipun saya sendiri tidak terlibat. Sampai-sampai tidak suka menonton sinetron karena yang ditonjolkan malah beradu mulutnya, berantemnya, huh.....! ( bukannya menghibur malah membuat orang dongkol, sebel )        

Mudah-mudahan pertunjukkan pertandingan sepak-bola yang akan datang bisa menjadikan hiburan yang sehat dan..menang lagi tentunya, kita do'akan saja, Amiin.

Selasa, 14 Desember 2010

Dukungan untuk penetapan Gubernur DIY

        Meskipun sekarang saya sudah bukan warga Jogja lagi, tapi saya masih merasa sebagai warga Jogja dimana saya dilahirkan dan dibesarkan. Saya sebagai kawula Jogja mendukung sekali dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat Jogja seperti apa yang telah  diungkapkan melalui sidang umum DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta kemarin. Selama ini kepemimpinan Sultan tidak pernah ada yang mempermasalahkan, apa lagi memperebutkan kedudukannya sebagai Gubernur Kepala Daerah dan ternyata memang tidak rakyat Jogja hidup dengan damai dan tenang meskipun beberapa kali terjadi bencana seperti gempa Jogja dan letusan gunung Merapi. Rakyat Jogja mempercayai penuh kepemimpinan Sultan dan tidak rela apabila dipimpin oleh orang lain meskipun itu hasil pilkada sekalipun seandainya. Maka tidak heran jika sidang DPRD kemarin dibanjiri oleh ribuan rakyat Jogja yang mana mereka ingin tahu siapa warga Jogja yang tidak menginginkan penetapan seperti yang mereka inginkan. Dukungan untuk ini ternyata bukan hanya oleh warga Jogja sendiri melainkan banyak didukung pula oleh orang-orang warga diluar Jogja bahkan ada yang menganggap Sri Sultan masih merupakan pemimpinnya atau paling tidak sebagai panutannya.

Menurut pandangan pribadi saya memang tepat bahwa Sri Sultan sebagai raja di Kasultanan Ngayojokarto Hadiningrat (Daerah Istimewa Yogyakarta)  memegang jabatan Gubernur Kepala Daerah karena bilamana jabatan itu dipegang oleh orang lain berarti ada dua kepemimpinan yang bisa berakibat tidak damainya masyarakat Jogja. Lagi pula kalau saya lihat pemimpin hasil pilkada tidak selalu didukung oleh semua pemilihnya, hal itu dibuktikan dengan sering timbulnya konflik karena memperebutkan pilihannya. Yang saya tahu yang namanya demokrasi itu jikalau yang dipilih ternyata bukan hasil pemilihan maka harus legowo dan mendukung hasil terpilih dan menyadari bahwa pilihannya kalah banyak dengan yang lain. Tetapi kenyataanya kok tidak demikian, justru sebaliknya malah membuat keonaran sampai pengrusakan-pengrusakan fasilitas umum, bertindak anarkis. Itulah yang saya tidak mengerti dengan arti sebenarnya dari istilah demokrasi yang didengung-dengungkan itu, atau mungkin juga saya yang salah mengartikannya.

        Mudah-mudahan pemerintah bisa mengerti dengan apa kemauan rakyat Jogja dan menindak lanjuti langkah-langkah berikutnya dan bisa diterima oleh semua pihak sehingga tidak ada pergolakan diantara rakyat Indonesia. Amiiin....

Minggu, 12 Desember 2010

Negeri Ads.Com

Dear teman-teman semua,.. Pada posting kali ini, Kawula Jogja ingin menyampaikan sebuah kabar gembira untuk Anda semua. Kabar gembiranya adalah: telah diluncurkan sebuah jaringan PPC baru, bernama NegeriAds.Com.
PPC Ads Network lagi? Betul sekali. Tapi tentu, jaringan baru ini tidak akan seperti yang lainnya. Jaringan PPC ini akan lebih user friendly, responsif dan tentunya juga lebih membawa untung untuk semua pihak.
Bagi Anda yang tertarik untuk menjadi advertiser, untuk menyebarkan iklan tentang produk-produk Anda, atau produk-produk yang Anda affiliasikan, bisa mulai mencoba untuk mengiklankannya di jaringan NegeriAds.Com.
Cost per Click (CPC) sangat murah, hanya mulai Rp 400 / klik / iklan. Dan dengan dilindungi oleh sistem Anti Fraud (1 klik / IP / hari), Anda bisa lebih tenang dan yakin bahwa setiap sen uang yang Anda keluarkan tidak sia-sia.
Bagi para affiliate dan reseller, Anda bisa menjadikan jaringan NegeriAds.Com pilihan alternatif (atau bahkan pilihan utama) untuk beriklan. Bagi para product owner, Anda pun bisa melakukan hal serupa plus merekomendasikan jaringan baru ini kepada para affiliate dan reseller Anda (karena persaingan di jaringan PPC lain sudah ketat).
Untuk mereka yang ingin menjadikan blog / website yang sudah dimiliki sebagai sebuahmesin uang, segeralah bergabung menjadi publisher NegeriAds.Com, dan mulai jaring komisi dari klak-klik pengunjung pada blog / website Anda. Pendaftaran publisher 100% GRATIS.
NegeriAds.Com memberikan sharing profit yang adil, 50%-50% antara network owner dan para publisher. Untuk jenis dan ukuran iklan, disediakan berbagai ukuran iklan berbasis text dan gambar dengan standard tampilan yang sesuai dengan ukuran IAB.
Minimum payout hanya Rp 25.000 dan dibayar dalam waktu 7-14 hari setelah request komisi dilakukan. Ini jauh lebih baik daripada banyak jaringan PPC lainnya yang baru melakukan pembayaran setelah 30 atau bahkan 40 hari setelah payout diminta... mana mau nunggu lama-lama kan?
Kesimpulannya, NegeriAds adalah tempat yang tepat bila Anda ingin menjadi seorang Advertoser atau Publisher untuk market Indonesia. Jadi untuk Anda yang ingin tahu lebih banyak tentang NegeriAds.Com dan ingin mendaftar (sebagai Advertiser atupun Publisher), silakan segera datang ke:
Selamat mencoba menjadi publisher NegeriAds.
Salam sukses untuk Anda!

Selasa, 07 Desember 2010

Prihatin dengan bahasa Jawa

Bahasa Jawa adalah bahasa yang dipakai oleh leluhur kawula Jogja dalam pergaulan sehari-harinya. Namun seiring perjalanan waktu pemakaian bahasa Jawa ini cenderung makin luntur, makin ditinggalkan oleh bangsanya (bangsa Jawa). Hal ini adalah karena efek dari perkembangan jaman sekarang ini dengan kemajuan teknologi komunikasi. Orang-orang dengan sangat mudah dan cepat menerima informasi dari luar didunia ini. Budaya dari luar dengan mudah menjalar ke bangsa Jawa, bangsa kawula Jogja. Memang,bahasa Indonesia merupakan bahasa kesatuan bangsa Indonesia, tetapi mbok ya jangan melupakan bahasa daerahnya sendiri,bahasa Jawa. Media massa seperti radio dan televisi yang mestinya bisa menjaga budaya bangsa ini kurang menyadari akan hal ini, terlihat dari pemakaian bahasa yang digunakan oleh penyiar dalam acara-acara berbahasa Jawa. Semestinya penyiar tersebut harus yang benar-benar menguasai bahasa Jawa sehingga tidak menyebarkan pemakaian bahasa Jawa yang kurang/tidak benar (ini saran lho).
Pemakaian bahasa Jawa yang benar juga akan membentuk budi pekerti yang baik, karena disitu ada bahasa ngoko, krama dan krama inggil. Bagaimana orang memakainya menggambarkan budi pekerti orang tersebut. Menggunakan bahasa krama (kromo)dan krama inggil terhadap orang lain bermakna menghormati orang tersebut, tetapi bila mana salah penempatannya bisa berkesan negatip/kurang baik terhadap orang yang diajak bicara atau malah bisa dibilang "kurang ajar". Sayangnya hal ini kurang disadari oleh pemakainya karena kurangnya mendapat pendidikan yang cukup. Dalam berbahasa Jawa orang sering mencampur dengan bahasa Indonesia atau bahasa lain meskipun sudah ada bahasa Jawa yang benar sehingga bisa menimbulkan salah pengertian. Kalau itu digunakan terhadap orang yang bukan orang Jawa bisa dimaklumi tetapi bila terhadap sesama orang Jawa sungguh sangat memprihatinkan.
Itu tadi yang merupakan sebagian dari uneg-uneg saya sebagai penulis terhadap jaman sekarang ini, mudah-mudahan ada yang bisa memberi obat terhadap tulisan saya ini dengan memberi komentar. Mohon maaf susunannya kurang baik karena tidak terbiasa membuat tulisan dan sekarang ini baru belajar.

Jumat, 03 Desember 2010

Kawula Jogja dan keroncong

Latihan keroncong radio Samhan Jakarta
 Hampir malam di Jogja  ketika keretaku tiba
Remang-remang cuaca  terkejut aku tiba-tiba
Dua mata memandang, seakan-akan dia berkata
Lindungi aku pahlawan, dari pada sang angkara murka
Sepasang mata bola, dari balik jendela
Datang dari Jakarta, nuju  medan perwira
Kagum ku melihatnya, sinar sang perwira rela
Hati telah terpikat, semoga kelak kita berjumpa pula
      Itulah tadi lirik dari lagu "Sepasang mata bola" yang sangat enak didengar bila dibawakan dengan iringan musik keroncong.
     Keroncong adalah jenis musik asli Indonesia yang perlu dilestarikan. Sayangnya jenis musik ini pada umumnya kurang disukai oleh generasi muda Indonesia sendiri, namun tidak sedikit pula yang belajar mendalami.  Seni musik keroncong ini memang perlu dilestarikan sebagaimana jenis musik lain seperti seni karawitan, seni wayang, ketoprak dan lain-lainnya, jangan sampai diakui oleh negara lain seperti yang telah terjadi beberapa waktu yang lalu.
     Melalui media televisi musik keroncong ini sering ditayangkan tetapi juga tidak semua stasiun televisi, frekuensinya penayangannyapun kurang, tidak seperti jenis musik pop. Seandainya ada stasiun televisi yang mau mengadakan acara seperti pemilihan bintang keroncong misalnya, saya yakin musik keroncong akan lebih banyak diminati kaum muda, tidak hanya yang tua-tua saja.  Di radio pun juga ada acara siaran keroncong tetapi juga tidak semua radio ada. Di Jakarta ada radio yang banyak menyiarkan lagu-lagu keroncong seperti Radio Samhan yang siaran pada jalur frequensi 630 khz AM dan juga melalui streaming ( via internet) sehingga bisa didengar dari seluruh penjuru dunia ini. Radio ini menyiarkan lagu-lagu keroncong selama 11 jam dalam satu minggunya yang terbagi dalam 3 kali jam siaran. Selain itu juga mengadakan latihan keroncong
 off air yang diprakarsai oleh penyiarnya sendiri (Pak Wongso Kaban) dan diikuti oleh pendengar-pendengarnya (termasuk saya, he he....).

      Disusun  oleh               : Yatmo Adi
      Web                            :  kawulajogja.blogspot.com
      Terima kasih kepada    : Sdr Haryo Hardy dan Blogger.com

Kawula Jogja terusik

Kawula Jogja saat ini sedang resah menanggapi pernyataan presiden SBY yang menimbulkan polemik diantara rakyat Jogja. Selama ini tidak ada kawula Jogja yang mengirikan jabatan gubernur Jogja, karena rakyat Jogja memang menghendaki jabatan itu selalu dipegang oleh kerabat keraton Jogja yang mendirikan kasultanan dari sejak dulu, yang kenyataanya sampai sekarang rakyat Jogja toh selalu merasa damai dan tenang dipimpin oleh rajanya, tidak pernah timbul pergolakan politik dalam kepemimpinannya. Tapi seandainya gubernur dipegang oleh orang hasil pemilihan pilkada yang jatuh oleh orang yang bukan kerabat kraton bisa dipastikan akan timbul gejolak politik seperti pada kebanyakkan daerah-daerah lain karena rakyatnya tidak rela.